Smartphone Memang Cerdas, Sayangnya Sadis dan Serakah

Kini dia disebut smartphone dan semakin menjadi bagian dari kehidupan manusia. Entah karena kedekatannya itu atau mungkin karena sebab lain, smartphone tumbuh dan berkembang menjadi salah satu-satunya peralatan elektronik yang paling banyak memakan korban.

Sejarah perkembangan  smart phone di dunia telekomunikasi tidak bisa dilepaskan dari telegrap, kemudian telepon kabel dan akhirnya berkembang menjadi telepon selular.  Telepon selular sendiri juga mengalami perkembangan secara bertahap. Awalnya memiliki kemampuan terbatas, fisiknya cukup besar dan beratnya pun setara dengan batu bata. Lama kelamaan penampilannya menjadi semakin kecil dan tipis, tetapi kemampuannya menjadi semakin bertambah.

Dimulai dari Dyna Tac sebagai telepon tanpa kabel yang pertama, hingga sampai ke Motorola Razr V3 yang paling tipis dan sekaligus menjadi era dimasukinya handphone yang kata orang, kalau tebalnya melebihi 1,5 cm sudah tidak bisa disebut sebagai hand phone. Dan kriteria itu ternyata juga menjadi tuntutan pasar yang berlaku sampai sekarang.

Kemampuan hand phone sebagai alat komunikasi canggih diawali oleh Simon, sebuah hand phone yang didisain oleh IBM dan pada tahun 1992 diperkenalkan sebagai konsep produk masa depan dalam pameran dagang untuk industri komputer Comdex, di Las Vegas, Nevada. Pada masa itu Simon tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga bisa digunakan sebagai kalkulator, mampu menyimpan alamat dan nomor telepon serta dilengkapi dengan kalender untuk mencatat agenda kegiatan pemiliknya.

Tahun-tahun berikutnya terjadi akselerasi yang cukup tinggi, sehingga hand phone jaman sekarang jauh lebih pandai, bahkan kini minta disebut “smartphone”. Tetapi dibalik kecerdasannya itu, kelakuan Si Smartphone ini juga semakin mirip manusia, yaitu serakah. Seiring dengan kecerdasannya itu, tidak hanya pabrik kalkulator saja yang dia tutup. Karena dia juga mampu mengirim pesan singkat alias SMS, maka perusahaan radio pager juga dibuatnya bangkrut.

Begitu serakah “Si Cerdas” ini, pabrik radio yang produksinya sudah sangat terbatas sehingga harus diintegrasikan dengan peralatan elektronik lain juga jadi sasarannya. Bersenjatakan FM transmitternya, “Si Cerdas” ini menumpasnya dengan sekali tebas.

Korban lain yang sebenarnya sudah sulit untuk bertahan hidup, yaitu kantor pos dicekiknya pula dengan fasilitas e-mailnya sehingga mati seketika. Bersamaan dengan itu dia pun sambil bersiul masih sempat menendang-nendang warnet. “Yang satu ini biar mati pelahan-lahan saja, Mas” katanya. Meski tidak disengaja, ketika membalikkan badan, fasilitas GPSnya sempat menampar kepala para pembuat peta, sehingga sempoyongan dan jatuh ke pinggir jalan. Entah mati atau hanya tak sadarkan diri. 

“Si Cerdas Tapi Serakah” itu kini sedang mati-matian berusaha membunuh perusahaan kamera. Akibat ulahnya yang sok cerdas, banyak perusahaan film yang bangkrut. Karena masih ingin bertahan hidup, mereka dengan terpaksa harus mau mengikuti kehendak “Si Cerdas” untuk mencetak gambar-gambar digital, itu pun jika diinginkan oleh penggunanya. Meski agak sulit menghabisi korbannya yang satu ini, “Si Cerdas” merasa hanya perlu satu aplikasi lagi untuk membinasakannya.

Tidak sabar menunggu kematian korbannya, “Si Cerdas” yang sudah terlanjur menjadi sadis lalu mencari korban lain, kali ini pabrik pesawat TV. Nampaknya, karena TV Out-nya masih memerlukan jasa televisi, dia tidak ingin segera membunuh korbannya itu. Tapi kemungkinan besar hanya akan dia siksa sebagai budaknya.

Jika dihitung-hitung, barangkali di dalam dunia elektronika hanya “Si Cerdas” ini yang memiliki rekor kriminalitas tertinggi. Bahkan ketika merasa kesulitan mencari korban, sasaran selanjutnya adalah lingkungannya sendiri. Dengan kemampuan Dual Sim-nya, maka salah satu operatornya sendiri dengan tega digoroknya. Kalau pun harus merger, paling sedikit akan berdampak terjadinya efisiensi tenaga kerja. Berarti pula harus ada lagi korban PHK.

Itukah korbannya yang terakhir ?

Seperti juga Anda, saya pun juga ingin tahu. Kalau calon korbannya sudah habis, lalu siapa yang bakal jadi sasaran “Si Cerdas” ini ? Keingintahuan itu sempat mendorong untuk menanyakannya langsung. Lalu Jawabnya “Ya Sampeyan Mas ! Makin cerdas saya makin tinggi pula radiasi saya. Sampeyan akan mati pelan-pelan kena kanker otak ! Ha ha ha haaaa !” (dt)

 
 
 

Phonestory

Dunia dan sejarah sudah terlanjur mengenal nama Alexander Graham Bell sebagai penemu telepon yang pertama. Padahal telepon lebih dulu dipublikasikan oleh Antonio Meucci pada tahun 1854. Artinya, dua puluh dua tahun lebih awal sebelum kemunculan Graham Bell. Tetapi mengapa justru Alexander Graham Bell yang kemudian dikenal sebagai penemu telepon ?

Masih tentang Nokia



Meskipun Nokia sudah mendaftar paten atas sistem pengisian daya tanpa charger yang konon kini sedang disempurnakan itu, kenyataannya pengguna Nokia masih memerlukan charger. Sampai pada tahap mana riset dan pengembangan yang dilakukan, orang juga tidak pernah membayangkan implementasinya kelak.
Sebelum memasuki era tersebut, tahukan Anda tentang keunikan dari beberapa Nokia Car Charger , diantaranya mungkin yang sedang Anda gunakan saat ini ?
Sebutlah Nokia 6350 Dual Car Charger Power dan Nokia 6301 Car Charger, keunikan dari keduanya adalah paling kompatibel sehingga nyaris bisa digunakan untuk berbagai model dan versi Nokia. Sebaliknya Nokia 5530 Car Charger hanya bisa digunakan untuk beberapa model dari Nokia sendiri, tetapi bisa digunakan untuk puluhan model dan versi dari merk-merk lain.
Sedangkan Nokia 2610 Car Charger mungkin yang paling unik, karena memiliki bentuk menyatu dengan dudukannya.


 
Copyright © HP atau Ponsel