Meskipun secara fisik bentuk antara smartphone dan PDA memiliki kemiripan, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yang mendasar, sehingga sampai tahap akhir perkembangannya orang sulit untuk membedakan keduanya dan sulit pula menentukan prioritas mana yang harus dibeli agar fungsinya sesuai dengan kebutuhannya. Smartphone adalah tahap mutakhir dari penerapan teknologi komunikasi melalui telepon genggam yang idenya ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1843. Michael pada saat itu menemukan bahwa daya listrik dapat dikendalikan dalam suatu ruangan. Beberapa ilmuwan kemudian melakukan penelitian dan percobaan sampai pada tahun 1865, Dr. Mahlon Loomis berhasil melakukan komunikasi untuk yang pertama kali tanpa menggunakan kabel.
Proyek telepon genggam pertama dilaksanakan tahun 1973 oleh Motorolla yang dipimpin Martin Copper. Dengan bertambah canggihnya teknologi komunikasi yang setiap tahun diterapkan dalam produk telepon genggam, maka istilah telepon genggam berubah menjadi telepon cerdas (smart phone). Bahkan pada perkembangan untuk mengatasi masalah lokasi, telepon pun menggunakan jasa satelit yang diistilahkan sebagai satphone.
Kecanggihan smartphone sebagai alat komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan penerapan perkembangan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan jaringan penyedia jasa telekomunikasi. Kini telepon genggam yang memasuki generasi ketiga tidak hanya mampu untuk melakukan akses data secara cepat, tetapi juga dapat digunakan untuk menyaksikan video, televisi dan dilengkapi berbagai fasilitas yang dimiliki komputer.
“Kecerdasan” smartphone hanya akan berfungsi jika terhubung dengan sebuah perusahaan jasa penyedia jaringan telekomunikasi.
Jika fungsi utama Smartphone adalah sebagai alat komunikasi, maka PDA (Personal Digital Assistant) merupakan perkembangan dari sebuah alat yang semula diciptakan sebagai pocket PC (Personal Computer) agar data-data yang diperlukan oleh pemiliknya dapat diakses di mana dan kapan saja dia berada. Karena itu sebagai organisator elektronik, PDA memiliki fungsi standar yang digunakan menyimpan alamat, kalender, e-mail dan berbagai macam catatan.
Pada prinsipnya PDA merupakan PC dalam bentuk mini yang bisa diprogram dengan bahasa pemrograman komputer. PDA juga dapat digunakan untuk mengakses internet melalui WiFi, dan jika perlu pengoperasiannya dapat dilakukan dengan menghubungkan sebuah kabel ke keyboard.
Berbeda dengan smartphone, fungsi PDA sebagai miniatur komputer tidak tergantung kepada penyedia jasa layanan tertentu. Dengan berkembangnya tuntutan kebutuhan masyarakat, akhirnya pada PDA ditambahkan fasilitas untuk berkomunikasi, sehingga untuk fungsi tersebut PDA juga tergantung kepada perusahaan jasa penyedia jaringan telekomunikasi.
Perbedaan mendasar antara smartphone dengan PDA adalah Smartphone pada awalnya diciptakan untuk alat komunikasi, tetapi pada tahap akhir perkembangannya diaplikasikan dengan sistem pengoperasian komputer.
Sebaliknya, PDA pada awalnya diciptakan sebagai miniatur komputer, tetapi pada tahap akhir diaplikasikan dengan sistem komunikasi. Kini keduanya nyaris tidak lagi memiliki perbedaan, alias sama-sama cerdasnya.
Proyek telepon genggam pertama dilaksanakan tahun 1973 oleh Motorolla yang dipimpin Martin Copper. Dengan bertambah canggihnya teknologi komunikasi yang setiap tahun diterapkan dalam produk telepon genggam, maka istilah telepon genggam berubah menjadi telepon cerdas (smart phone). Bahkan pada perkembangan untuk mengatasi masalah lokasi, telepon pun menggunakan jasa satelit yang diistilahkan sebagai satphone.
Kecanggihan smartphone sebagai alat komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan penerapan perkembangan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan jaringan penyedia jasa telekomunikasi. Kini telepon genggam yang memasuki generasi ketiga tidak hanya mampu untuk melakukan akses data secara cepat, tetapi juga dapat digunakan untuk menyaksikan video, televisi dan dilengkapi berbagai fasilitas yang dimiliki komputer.
“Kecerdasan” smartphone hanya akan berfungsi jika terhubung dengan sebuah perusahaan jasa penyedia jaringan telekomunikasi.
Jika fungsi utama Smartphone adalah sebagai alat komunikasi, maka PDA (Personal Digital Assistant) merupakan perkembangan dari sebuah alat yang semula diciptakan sebagai pocket PC (Personal Computer) agar data-data yang diperlukan oleh pemiliknya dapat diakses di mana dan kapan saja dia berada. Karena itu sebagai organisator elektronik, PDA memiliki fungsi standar yang digunakan menyimpan alamat, kalender, e-mail dan berbagai macam catatan.
Pada prinsipnya PDA merupakan PC dalam bentuk mini yang bisa diprogram dengan bahasa pemrograman komputer. PDA juga dapat digunakan untuk mengakses internet melalui WiFi, dan jika perlu pengoperasiannya dapat dilakukan dengan menghubungkan sebuah kabel ke keyboard.
Berbeda dengan smartphone, fungsi PDA sebagai miniatur komputer tidak tergantung kepada penyedia jasa layanan tertentu. Dengan berkembangnya tuntutan kebutuhan masyarakat, akhirnya pada PDA ditambahkan fasilitas untuk berkomunikasi, sehingga untuk fungsi tersebut PDA juga tergantung kepada perusahaan jasa penyedia jaringan telekomunikasi.
Perbedaan mendasar antara smartphone dengan PDA adalah Smartphone pada awalnya diciptakan untuk alat komunikasi, tetapi pada tahap akhir perkembangannya diaplikasikan dengan sistem pengoperasian komputer.
Sebaliknya, PDA pada awalnya diciptakan sebagai miniatur komputer, tetapi pada tahap akhir diaplikasikan dengan sistem komunikasi. Kini keduanya nyaris tidak lagi memiliki perbedaan, alias sama-sama cerdasnya.
0 komentar:
Posting Komentar