HP Nokia N 97 Mini yang hanya berbeda ukuran dengan HP Nokia N97 seolah memulai trend hand phone mungil, karena kalau tak direspon pasar secara positif tak mungkin disusul oleh merk-merk lain dengan versi yang sama. Buktinya, Pebruari lalu LG juga memodifikasi GD 880 dan merilis sebagai versi mininya.
Belum genap sebulan disusul lagi oleh Sonny Ericsson. Padahal perusahaan hand phone yang saat ini menduduki posisi teratas di pasar AS ini baru saja merilis Xperia Purenes dengan layar monochrom 1,8 inchi dan tahan goresan. Hand phone ini benar-benar tampil beda karena terkesan lebih menitik beratkan pada karya seni ketimbang teknologi.
Belum genap sebulan disusul lagi oleh Sonny Ericsson. Padahal perusahaan hand phone yang saat ini menduduki posisi teratas di pasar AS ini baru saja merilis Xperia Purenes dengan layar monochrom 1,8 inchi dan tahan goresan. Hand phone ini benar-benar tampil beda karena terkesan lebih menitik beratkan pada karya seni ketimbang teknologi.
Walhasil, para penggemar gadget pun punya reaksi yang berbeda-beda. Sebagian menganggap harga Xperia Purenes terlalu mahal dan tidak sebanding dengan fitur yang dimilikinya. Sementara sebagian lagi mengagumi penampilannya yang transparan dan jernih seperti air itu. Bahkan komentar mereka, Xperia mampu menimbulkan rasa tenang dan ketenteraman bagi pemakainya.
Entah karena reaksi pasar tidak seperti yang diharapkan, atau karena Pebruari lalu ketika LG Mini GD 880 diluncurkan mendapat respon baik dari para pengguna hand phone. Perusahaan patungan Swedia-Jepang itu tiba-tiba juga merilis hand phone yang ketebalannya menyaingi produk mini LG.
Beda dengan ponsel sejenisnya, sisi-sisi LG Mini GD 880 tidak didisain dengan bentuk lengkung, melainkan terkesan dibiarkan berbentuk seperti kotak. Memang hal ini menimbulkan perbedaan, LG GD 880 versi kecil ini terasa lebih menggigit telapak tangan ketika digenggam, sehingga rasanya sulit untuk jatuh.
Sementara di segi ukuran, Xperia X10 versi kecil memang lebih unggul karena bentuknya lebih mungil, bahkan juga jika dibandingkan dengan Nokia N97 Mini yang memulai trend HP mungil dan sekaligus terbilang sebagai kompetitor berat di kelasnya.
Mampukah dengan strategi HP versi mungil itu Sonny Ericsson berkompetisi dengan Nokia N97 dalam mempertahankan merknya di pasar Indonesia seperti saat ini menduduki posisi atas di pasar AS ?
0 komentar:
Posting Komentar